Aku mulai menggeliat dari penat
Menyebalkan, justru dia semakin lekat
Deru nestapa begitu mengoyak sukma
Melantunkan elegi pengusik rohani
Tiada lagi candaan kedamaian
Tertutup penat yang semakin lekat
Sua kita begitu berbeda makna
Sua peduli telah begitu jauh pergi
Aku angka di antara satu dan dua
Melebur di antara taburan angka sempurna
Aku tidak ada dan jelas tak berguna
Setidaknya itu anggapan mereka
Itulah lantunan elegi pengusik hati
Yang setia mengingatkan siapa aku
ini
Hitam ›
Categories: Poetry
Leave a Reply