Ilunabarra


20190725_122426_0000
Tersebutlah sebuah kisah di negeri yang indah. Negeri tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu kerajaan Darat dan kerajaan Laut.
Kerajaan Darat dipimpin oleh raja yang sangat tampan. Kerajaan Laut juga dipimpin oleh ratu yang sangat jelita. Kulitnya yang berkilau sangat menyilaukan mata. Bahkan, manusia tidak akan sanggup memandangnya. Singkat cerita, karena suatu keadaan, Ratu Laut jatuh hati pada Raja Darat. Saking cintanya, Ratu Laut lupa dengan fakta bahwa karena wujud aslinya, dirinya dan Raja Darat tidak akan pernah bisa bersatu. Ratu Laut menemui penyihir hebat. Dirinya meminta sang penyihir agar membuat dirinya bisa berada di darat barang satu hari, untuk menemui sang raja.

Sesampainya di darat, Ratu Laut mengutarakan tujuannya pada sang raja. Dia menginginkan Raja Darat untuk menjadi suaminya. Pada dasarnya, Raja Darat adalah raja yang sombong yang senang mempermainkan orang lain. Dengan adanya seorang ratu yang meminangnya, Raja Darat merasa di atas angin dan bermaksud mempermainkan Ratu Laut barang sebentar. Oleh karena itu, Raja Darat meminta Ratu Laut melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Karena terlalu sibuk menuruti permintaan Raja Darat yang kelewat banyak, Ratu Laut lupa bahwa dirinya hanya mempunyai waktu satu hari di daratan. Maka, ketika hari mulai berganti, Ia berubah menjadi wujud asli dirinya, wujud wanita cantik dengan badan besar dan kulit yang sangat menyilaukan. Kesilauan kulitnya mampu membunuh manusia yang memandangnya. Tidak terkecuali Raja Darat dan rakyatnya.

Sesuai perjanjiannya dengan penyihir, ketika Ratu Laut mengingkari janjinya, maka dirinya berubah menjadi cahaya yang tempatnya bukan di darat maupun di lautan. Dirinya juga hanya bisa mengunjungi darat dan laut di waktu-waktu tertentu, seperti pagi dan sore hari. Di waktu-waktu tertentu, jika ada mata manusia yang kemampuannya luar biasa, konon manusia tersebut akan bisa melihat bayangan seorang perempuan jelita berdiri di bibir pantai. Dengan berurai air mata, perempuan itu menghadap lautan sambil berkata, “Pulang.”

8 responses to “Ilunabarra”

Leave a comment